"CARA MENGAJAR
SEKOLAH MINGGU YANG EFEKTIF"
Guru sekolah minggu yang berhasil dalam mengajar tidak cukup hanya pandai bercerita. Keberasilan guru dalam bercerita dapat dilihat dari kemampuannya menggunakan metode anak aktif. Mengapa mengajar dengan metode anak aktif merupakan pilihan terbaik bagi guru sekolah minggu untuk memberikan pelajaran yang terbaik bagi murid-muridnya? Alasannya adalah...
- Guru dan murid pasif (kurang aktif)
- Guru menggunakan alat praga, namun murid pasif
- Guru menggunakan alat praga dan murid-murid merespon dengan kata-kata. Metode ini mendekati anak aktif, namun belum maksimal
- Guru dan murid-murid terlibat aktif dalam pelajaran, baik dalam kata-kata maupun dengan gerak/tindakan.
Bila kita memperhatikan alasan di atas, kita menemukan paling tidak ada 4 hal penting yaitu sebagai berikut.
- Jika seorang guru sekolah minggu mengajar seperti biasanya (monolong, kurang berdialog dengan anak-anak atau kurang melibatkan mereka), atau menggunakan metode yang pada umumnya dipakai para guru sekolah, maka biasanya para murid akan memberikan respon pasif. Sehingga keluhan umum dari guru sekolah minggu adalah "Murid kurang aktif". Jika suasana kelas pasif, maka efektivitas pengajaran hanyalah 20%. Artinya anak-anak hanya akan menyerap 20% dari pelajaran yang diberikan. Jadi, hanya sebagian kecil dari tujuan pelajaran yang akan menjadi berkat (menjadi firman) dan dibawa pulang anak-anak. Jika ini terjadi, betapa ruginya karena 80% pelajaran menguap. Anak-anak tidak memperoleh Firman seperti yang seharusnya mereka peroleh, karena guru menerapkan metode yang salah.
- Bila seorang guru cukup bersemangat mengajar, maka ia rela menyiapkan alat peraga yang menarik untuk mendukung ceritannya. Ia akan mendapatkan perhatian dari anak-anak atas jerih payahnya. Artinya mata anak-anak secara aktif mengikuti pelajaran. Namun jika hal ini tidak diikuti metode anak aktif yaitu kurang berdialog atau kurang melibatkan mereka, maka hanya 50% pelajaran yang berikan akan diserap anak-anak. Cara mengajar seperti ini jauh lebih baik dari pada metode bercerita biasa (metode monolog anak pasif), namun belum optimal karena hanya mata bereka yang aktif.
- Bila guru menggunakan alat praga dan mengajak anak-anak berdialog, serta merespon apa yang mereka lihat dengan kata-kata mereka, maka 60% pelajaran yang diberikan akan diserap dan menjadi berkat bagi anak. Metode ini lebih efektif karena baik mata maupun mulut mereka ikut terlibat secara aktif dalam pelajaran. Merode ini sudah mendekati metode anak aktif, namun belum maksimal, sehingga hasilnya kurang optimal.
- Guru menggunakan metode anak aktif bila guru maupun murid-murid sama-sama aktif. Artinya guru secara aktif melibatkan mereka dalam bercerita sehingga baik mata, mulut maupun seluruh diri anak terlibat dalam pelajaran. Jika hal ini dilakukan, maka 90% pelajaran akan diserap anak-anak. Mengapa tidak dapat mencapai 100% ? Karena pasti ada pelajaran yang tidak dapat disampaikan guru dengan baik, sehingga ada pelajaran yang tidak dapat diserap anak-anak dengan baik.
Karena itulah metode anak aktif merupakan pilihan yang terbaik. Metode ini sangat tepat digunakan guru untuk mengajarkan semua pelajaran sehingga setiap pelajaran dapat mencapai tujuan seperti yang kita harapkan. Metode anak aktif ini akan membantu guru untuk membawa anak-anak pada pertumbuhan rohani yang mendalam dalam segala aspek kehidupan mereka. Tugas berat ini hanya mungkin tercapai jika anak dilibatkan secara aktif dalam setiap pelajaran sekolah minggu. Berikut ini adalah beberapa contoh konkret teknik bercerita dengan metode anak aktif yang dibagi dalam beberapa kelompok yaitu:
- Kreasi Simulasi
- Kreasi Permainan
- Kreasi Olah Berfikir
- Kreasi Dramatisasi
- Kreasi Uji Keterampilan
- Kreasi Menirukan Perilaku
- Kreasi Suara dan Bunyi-bunyian
Selesai ! Tuhan Yesus Memberkati.
0 komentar:
Posting Komentar